MANAJEMENT
AKTIF
KALA
II PERSALINAN
Nama : Yuliana Zahra
NIM : 065.01.01.14
Dianjurkan untuk memenuhi
tugas Asuhan Persalinan .
Sebagai tugas Ujian Ahir Semester.
Dosen : Moudy E.U Djami,MMpd ,MKM,M.Keb.
AKADEMI KEBIDANAN BINAHUSADA TANGERANG
TAHUN 2015
Kala
II Persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm )dan
berahir dengan lahirnya bayi . Kala ini
dikenal juga sebagai kala pengeluaran .
Tanda dan Gejala Kala II
Persalinan.
·
Ibu merasa ingin meneran bersama dengan
terjadinya kontraksi.
·
Ibu mersakan makin meningkatnya tekanan
pada rectum atau vaginanya.
·
Perenium terlihat menonjol .
·
Vulva-Vagina dan sfingter ani terlihat
membuka.
·
Peningkatan pengeluaran lendir dan
darah.
Diagnosis kala dua persalinan dapat
ditegagkan atas dasarhasil pemeriksaan dalam yang menunjukan :
·
Pembukaan serviks telah lengkap.
·
Terlihatnya bagian kepala bayi pada
introitus vagina.
Persiapan
Penolongan Persalinan.
Selalu menerapkan upaya pencegahan
infeksi seperti yang di anjurkan ,termasuk di antaranya cuci tangan , memakai
sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi.
a. Sarung
Tangan
Di sinfeksi tingkat tinggi atau steril
harus di pakai dalam melakukan siap pemeriksaan dalam , membantu melahirkan
bayi , melakukan episiotomi , menjahit laserasi dan memberikan asuhan bagi bayi
baru lahir .
b. Perlengkapan
Pelindung pribadi
Mengenakan celemek yang bersih dan
penutup kepala atau ikat rambut pada saat menolong persalinan . jika memungkinkan ,pakai masker dan kacamata
yang bersih . kenakan semua perlengkapan pelindung pribadi selama membantu
kelahiran bayi atau plasenta dan pada saat melaksanakan penjahitan laserasi
atau luka episiotomi.
c. Persiapan
tempat persalinan, peralatan dan bahan.
Penolong persalinan harus menilai
ruangan dimana proses persalinan akan berlangsung . Ruangan tersebut harus
memiliki sistem pencahayaan/penerangan yang cukup , baik melalui jendela, lampu di langit –langit kamar ,
maupun sumber cahaya lain . Ibu dapat menjalani persalinan di tempat tidur
dengan kain tebal yang bersih atau kasur di lantai dengan kain pelapis yang
bersih . Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angin secara langsung .
Dan pastikan bahwa semua perlengkapan
dan bahan bahan tersedia dan berfungsi dengan baik , termasuk partus set
,perlengkapan menjahit dan resutasi bayi baru lahir . semua perlengkapan dan
bahan- bahan dalam set tersebut harus dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril .
d. Persiapan
tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Persiapan untuk mencegah kehilangan
panas pada bayi yang baru lahir harus di mulai sebelum bayi lahir . siapkan lingkungan yang sesuai untuk kelahiran bayi
dengan memastikan bahwa rungan tersebut bersih dan bebas dari tiupan angin.
e. Persiapan
ibu dan keluarga
Sayang ibu, anjurkan keluarga untuk
mendampingi ibu selama persalinan dan kelahiran . penting untuk mengikut
sertakan suami , ibunya atau siapa yang di minta ibu untuk menemaninya, saat
iya membutuhkan perhatian dan dukungan.
Amniotomi
Jika selaput ketuban belum pecah dan
pembukaan telah lengkap , lakukan amniotomi . Penolong persalinan harus
memperhatikan warna air ketuban saat di lakukan amniotomi. Jika ada perwarnaan
mekonium pada air ketuban , perlu di lakukan persiapan dan upaya antisifasif
untuk melahirkan bayi dengan cairan yang mengandung mekonium .
Posisi
Meneran
Membantu ibu untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman .
Ibu dapat bervariasi posisi secara teratur selama tahap kedua karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan ,
mencari posisi meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero - plasenter tetap baik .
Beberapa posisi yang baik untuk ibu meneran :
a. Posis duduk atau setengah duduk.
Paling nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirhat dengan mudah di antara kontraksi jika dia merasa lelah .
keuntungan dari kedua posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi.
b. Posisi Jongkok atau berdiri
Dapat membantu mempercepat kemajuan kala dua persalinan rasa nyeri yang hebat.
c. Posisi merangkak atau berbaring miring ke kiri.
Bisa lebih nyaman dan lebih efektif bagianya untuk meneran . Kedua posisi tersebut mungkin baik jika ada
masalah bagi bayi akan akan berputar oksiput anterior.Merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi
ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan.
Cara Meneran
· Anjurkan Ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiyahnya selama kontraksi.
· Jangan anjurkan untuk menahan napas pada saat meneran.
· Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi.
· Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
· Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.
Kelahiran Bayi .
a. Melahirkan Kepala
Saat kepala bayi mendorong atau membuka vulva sekitar 5-6, letakan kain atau handuk bersih dan
diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir .Letakkan kain bersih dan kering yang
di lipat 1/3 nya di bokong ibu. Lindungi perenium dengan satu tangan ( di bawah kain bersih dan kering)
dan letakn ibu jari tangan tersebut di lipatan paha pada kedua sisi perenium. Letakan tangan yang lain pada kepala bayi .
Berikan tekanan yang lembut dan tidak keras pada kepala bayi dengan menggunakan tangan lainya dan berikan kepala bayi
keluar secara bertahap di bawah tangan tersebut.
b. Melahirkan Bahu.
· Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat,tunggu hingga terjadi
kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.
· Setelah rotasi eksternal, letakan satu tangan pada masing masing sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu
untuk meneran pada kontraksi berikutnya.
· Lakukan tarikan perlahan kea rah bawah dan luar secara lembut( kearah tulang punggung ibu ) hingga bahu
anterior tampak di bawah arkus pubis.
· Angkat kepala bayi kearah atas dan luar (mengarah kelangit langit ) untuk melahirkan bahu posterior bayi.
c. Melahirkan sisa tubuh bayi
· Saat posterior lahir, selipkan tngan pada bagian bawah. Kepala bayi kea rah perineum dan biarkan buhu
dan bagian tangan bayi lahir ke tangan yang lain.
· Gunakan jari –jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada posisi bayi pada
saat melewati perineum.
· Gunakan tangan yang berada di belakang ( posterior) untuk menahan tubuh bayi saat lahir.
· Gunakan tangan bagian depan untuk melahirkan bahu anterior dan untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan anterior bayi.
· Setelah kelahiran tubuhdan lengan , sisipkan tangan bagian depan di punggu bayi ke arah bokong dan kaki untuk
menaan laju kelahiran bayi saat kaki lahir.
· Sisipkan jari telunjuk dari tangan yang sama di antara kaki bayi. Pegang dengan mantap bagian mata kaki bayi dan baru lahirkan
kakinya secara hati hati.
· Baringkan bayi di atas kain atau handuk yang terletak di perut ibu sehingga kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.
Mengeringkan dan merangsang bayi
Segera keringkan dan rangsang bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu .pasrikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
Memotong Tali pusat.
Dengan menggunakan klem disinfeksi tingkat tinggi atau steril, klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi .
lakukan penguruttan pada tali pusat dari klem ini kearah ibu ( hal ini akan mencegah darah menyemprot pada saat tali pusat dipotong)
dan kemudian di pasang klem kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama.
Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut (dengan satu tangan) untuk melindungi bayi . gunakan tangan lain untuk memotong
talipusat di antara kedua klem tersebut dengan menggunkan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril .
setelah memotong tali pusat, ganti handuk yang telah basah dan selimut bayi dengan selimut atau kain bersih dan kering .
pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik .
Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin
Perubahan - perubahan dalam rahim dan jalan lahir selama persalinan.
· Bagian segmen atas dan segmen bawah rahim.
Sejak kehamilan uterus maju jelas terdiri dari dua bagian, segmen atas rahim dibentuk oleh corpus rahim dan
segmen bawah rahim yang terjadi dari uteri tanah genting. Perbedaannya adalah lebih jelas dalam persalinan lagi.
Kontrak segmen atas dan dinding semakin tebal dengan kemajuan persalinan. Sebaliknya, segmen bawah rahim dan
leher rahim untuk mengadakan relaksasi dan dilatasi dan membentang menjadi garis tipis yang akan melewati bayi.
Segmen pada semakin kecil, sedangkan segmen bawah yang lebih merenggang dan
isi rahim tipis dan secara bertahap pindah ke segmen yang
lebih rendah. Karena segmen atas lebih tebal dan segmen bawah tipis, batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas.
Batas ini disebut cincin retraksi fisiologis. Jika segmen yang lebih rendah dari pencabutan lingkaran yang sangat elastis jelas dan
naik ke dekat pusat dan disebut patologis retraksi lingkaran (lingkaran Bandl). Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman dan
air mata rahim terjadi jika depan tidak bisa maju misalnya panggul sempit.
· Prubahan Bentuk Rahim
Pada setiap kontraksi sumbu panjang rahim tumbuh lagi sedangkan ukuran melintang dan ukuran muka belakang berkurang.
· Perubahan Serviks
Akan mengalami pembukaan serviks biasanya didahului oleh pendataran serviks adalah pemendekan leher rahim,
yang semula dalam bentuk panjang saluran 1-2 cm, menjadi kursus lubang dengan tepi tipis. Maka akan ada pemb-
esaran eksternum ostium yang memiliki bentuk lubang dengan diameter beberapa milimeter ke dalam lubang yang bisa dilalui anak-anak,
sekitar 10 cm. Pada pembukaan penuh tidak lagi teraba ujung bagian bawah, segmen bawah rahim, leher rahim dan vagina memiliki saluran tunggal.
· Perubahan Vagina
Sejak kehamilan Vagina mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui bayi.
Setelah pecah, semuanya berubah, terutama di dasar panggul ditarik ke saluran dengan dinding tipis dengan depan anak.
Waktu kepala di vulva, lubang vulva menghadap ke depan di atas.
Referensi
https://icoel.wordpress.com/kebidanan/kala-ii-persalinan/
JNKP-KR.2002.Asuhan persalinan Normal.Jakarta
Dear Zahra, tolong dibenerin tulisannya ya, tidak ada manajemen aktif kala II, yang ada manajemen aktif kala III. Yang ini dihapus aja, buat tulisan yang baru, cari sumber lainnya jangan hanya satu buku saja.
BalasHapusTkb