Minggu, 21 Februari 2016





Nama : Yuliana Zahra
NIM   : 061.01.01.14
Tugas Computer


First day I help baby out



            Ini adalah pengalaman dimana saya mampu meneteskan air mata untuk hal yang menurut saya tidak sama sekali mungkin dapat saya lakukan .Tepatnya tanggal 21 november 2015,pengalaman terbaik itu saya alami beberapa bulan yang lalu dimana ketika saat itu saya sedang menjalakan tugas kampus sebagai mahasiswa kebidanan di BPM Ibu Bidan Ningsih R. Usman.AMkeb di Tangerang selatan.
            Hari pertama saya mendapatkan dinas di pagi hari yaitu dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang,saya dan bersama teman satu Sift ku selvia haryati,mendapatkan tugas pertama sebagai bidan di klinik itu,banyak kebahagian yang terpancar dari raut wajah teman satu perjuanganku ini,begitu pula tak dapat saya bohongi kalau sebenrnya saya juga merasakan hal yang sama dengan temanku, pagi ini saya dan selvi hanya di temani oleh seorang bidan senior yang merupakan kepercayan bu Ningsih, yaitu ibu dini, kami akrab sekali menyebutnya dengan bu Din, budin sangat baik budin ingin sekali kami cepat-cepat bisa, budin tidak pernah meragukan kami lagi untuk melakukan tidakan apa saja,hal itu yang membuat kami semakin semangat ditambah pagi ini begitu banyak pasien yang hilih berdatangan untuk mendapatakan pelayanan di klinik kami.

      Banyak pasien yang ingin ber KB,imunisasi dan pemeriksaan kehamilan,namun saat itu kami sempat putus asa karna di pagi itu tidak ada seorang pun ibu hamil yang datang untuk bersalin di BPM waktu itu namun tetap rasa semngat trus menggebu untuk hari pertama ini, jam pun terus berganti kini jarum jam mengarah di titik 01:42 diamana kamipun bergegas brsiap untuk pulang, karena memang saat itu saya  dan temanku benar-benar merasa lapar yang sangat luar biasa :D.           
            Tetapi ternyata ketika saya dan teman saya ini sedang bersiap siap  bu Din memamnggil kami untuk segera keruang pemeriksaan,dan ternyata disitu kami mendapatkan seorang wanita yang tengah ingin berbaring di meja pemeriksaan,bu dini meminta temanku  untuk mengecek tekanan darah wanita hamil ini, sementra setelah itu  bu dini memintaku untuk membawa pasien ini keruang bersaling,mungkin saat itu saya bener bener merasa gemetaran, berserta bingung,”apa yang harus saya  lakuakn setelah saya membawa ibu ini ke ruang persalinan, akan kah saya memeriksanya atau hanya mendampingnya saja, karna memang saat itu suami dan keluarganya  tidak terlihat oleh mataku, dengan muka bingung ahirnya saya  mencoba melakukan sesuatu meskipun saya sangat bener bener belum yakin apakah memang seharusnya aku melakukanya.
            Perlahan saya yakin dan ahirnya  saya  mulai memegang perut ibu, saya terus merabanya mencari dan merasakan apa saja yang telah terjangkau oleh tangan saya, ini adalah hal pertama untuk memegang perut seorang wanita hamil tanpa didampingi seorang dosen ataupun pengawas tidak seperti saat ujian yang mungkin saya akan salah jika melakukan suatu hal tanpa prosedurnya, mungkin disini sedikit berbeda mungkin disinilah hak saya untuk melakukan sesuatu atau yang lebih jelasnya this is my patient so semampu manakah saya  bisa merawat pasien saya ini, saat itu perut ibu  terasa kencang dan  keras saat saya pegang, memang ini adalah bukan hal pertama yang aku alamai, maeskipun bukan hal yang pertama tapi tetap saya meraasakan gugup yang luar biasa, bagaimana mungkin tidak, meskipun ini bukan pengalaman pertama, tapi ini adalah hal pertama untuku melihat  dan memegang perut seorang wanita yang akan melahirkan seorang bayi detik itu pun juga.
            Ditengah kefokusan saya yang sedang memeriksa perut ibu, terdeger bu dini memanggil, temanku yang saat itu sedang mempersiapkan alat alat dan bayu bayi juga menyuruhku untuk menemui bu dini, sesampainya saya  didepan bu din, bu din memerintahku untuk melakukan PD yaitu pemerisaan dalam. Dalam hati langsung saja ber istighfar “Ya Allah apa lagi ini” saya bener bener mati rasa saat itu saya benar benar takut, tak yakin apakah saya bisa atau tidak. Tapi yang pasti sudah begitu jelas di wajah ku ini terpancar kebingungan, hal itu yang membuat bu din menepuk pundakku yang perlahan mulai berbalik arah dan membisikan sesuatu untukku sambil tersenyum “belajar ya biar tau” saya hanya membalas dengan angguakan kepala saja.
Suasana mulai tegang, saya pun harus segera melakukan apa yang disuruh bu din, saya mulai menggunakan sarung tangan dan saya pun memulainya dengan memegang tangan ibu dan meminta izin bahwa saya akan melakukan pemiriksan dalam yang akan dilakukan melalui lubang vaginanya, dan meminta persetujuan dari ibu dan alhamdulilah ibu pun mempercayai saya, dengan beberapa kali saya mengulang ulang basmalah dalam hati dengan rasa takut dan gugup ahirnya aku pun bisa menjalakna perintah bu din, lagi lagi ini adalah hal yang pertama dalam hidupku. Detik terus berganti proses persalinan pun semakin, keadanpun semakin tegang jerit ibu sumulai membuatku merinding,seakan akupun mersakan kesakitan yang dirakan ibu saat itu.
            Proses persalinan berjalan lancar dengan doa dan kekuatan ibu ahirnya telah keluar seorang bayi mungil dan tampan yang berjenis kelamin laki laki, tak bisa dibohongi saya benar benar merasakan suatu hal yang sangat luar biasa dalam hidupku saat itu,tanpa disadari airmatapun ikut terjatuh, mungkin hal yang saya rasakan juga saat itu dirasakan oleh temanku selvia,karna sudah jelas dari raut wajahnya yang sedikit akan mulai menangis sama halnya dengan diriku,dan semntara bu din hanya tersenyum geli menatap ke arah ku dan juga selvi.Ahirnya persalinan dan hari bersejarah itupun berahir,namun keindahan dan pengalamnya tak mudah untuk dilupakan meskipun pada ahirnya hal seperti itu memang akan sering dilakukan oleh seorang bidan , bahkan sudah menjadi tanggung jawab seorang bidan,namun indahnya hal pertama itulah pengalaman yang tak ternilai.Terimakasih

Selasa, 10 November 2015




Perencanaan Persalinan (Brith Plan )

Nama : Yuliana Zahra 
NIM : 065.01.01.14
Dianjurkan untuk memenuhi
 tugas Asuhan Persalinan .
Sebagai tugas Ujian Ahir Semester.
Dosen : Moudy  E.U Djami,MMpd ,MKM,M.Keb.
AKADEMI KEBIDANAN BINAHUSADA TANGERANG
TAHUN 2015



Sebuah rencana  kelahiran dapat bermanfaat bagi klien dan pasangannya, dan sering membuktikan tak ternilai harganya pada harinya. Rencana persalinan akan membantu klien dan pasangannya siap untuk proses melahirkan. Rencana kelahiran ini juga bermanfaat ketika datang untuk berurusan dengan penyedia layanan kesehatan. Dengan menyiapkan rencana persalinan, Klien akan lebih mampu mengungkapkan kepada dokter dan bidan apa yang klien inginkan untuk persalinannya. Birth Plan atau perencanaan persalinan adalah suatu bentuk konsep atau program yang sesuai dengan filosofi kebidanan.

Dengan perencanaan persalinan  ibu lebih siap dalam menghadapi proses persalinan selain itu, ibu puas karena sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan harapan ibu dan tanpa intervensi dari pihak luar. Kepada bidan untuk mulai melaksanakan pembuatan birth plan karena persalinan yang terencana akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak terencana. Biarkan persalinan yang spektakuler akan tetap spektakuler dan peristiwa fantastis yang indah untuk dikenang.

PENJELASAN
Perencanaan Persalinan adalah suatu bentuk konsep atau program
yang sesuai dengan filosofi kebidanan.Adapun filosofi kebidanan 
yang sesuai
yaitu:
  

1.      Pada Perencanaan Persalinan 
 adalah menitikberatkan pada hal-hal yang bersifaTalami,normal dan natural.  Birth plan menghindari adanya intervensi pada ibu dalam melewati persalinannya.  Sebelum dilakukan pembuatan Birth Plan ibu- ibu diinformasikan terlebih dahulu hal- hal yang bersifat normal dan alami serta buktibukti ilmiah dari suatu tindakan. Ibu- ibu merencanakan persalinannya yang akan dilaluinya bersifat normal, dan alami tanpasintervensi dari luar.Perencanaan persalinan yang utamanya bukanlah pada
“pilihan” tetapi pada konsep normal dan natural.
Kehamilan, persalinan dan nifas adalah suatu proses yang alamiah sehingga tidak perlu dilakukan intervensi tetapi yang perlu dilakukan adalah mendukung dengan merencanakan agar hal- hal yang bersifat normal dan alamiah itu tetap berjalan sebagaimana mestinya.Persalinannya dapat dilakukan oleh semua wanita secara alami kecuali jika terjadi suatu keadaan yang patologi sehingga persalinan tidak bisa dilakukan pervagina tapi melalui tindakan seperti forsep,vaccuum dan SC,tetapi selanjutnya semuabisa tetap dilakukan secara normal.

Contohnya
Post SC, Ibu bisa tetap menyusui bayinya, ibu bisa roomingin dgn bayinya.Konsep normal dan natural Child birth pada perencanaan persalinan ini  adalah mengoptimalkan fungsi anatomi dan fisiologi tubuh ibu terutama organ reproduksinya serta dukungan baik dari bidan maupun lingkungan 
sekitar sehingga ibu bisa melewati persalinannya dengan kekuatannya sendiri  tanpa intervensi dari penolong, tanpa obat- obatan.  Semuanya dilakukan dengan alami. Pada isi birth plan semuanya merupakan konsep yang alami yaitu pada kala I. 
Asuhan pada kala I, pergerakan atau mobilitasnya bagaimana?  Sesuai konsep alami pergerakan ibu tidak boleh dibatasi. Penggunaan pain relief seperti penggunaan aromaterapi/ obat herbal /
homeopati. Ini sesuai dengan konsep normal dan natural childbirth karena tidak dilakukan intervensi semuanya mengoptimalkan fungsi anatomi dan fisiologi tubuh ibu sendiri. Pendampingan persalinan sesuai dengan konsep normal dan natural childbirth karena dengan pendampingan persalinan dapat memberikan pengaruh psikologis kepada ibu sehingga ibu semangat sehingga persalinan dapat berlangsung dengan normal.

Nutrisi dan hidrasi pada kala I,merupakan konsep alami dengan pemberian nutrisi dan hidrasi tubuh ibu menjadi kuat sehingga ibu memiliki tenaga mengedan sehingga ibu mampu melahirkan dengan normal dan alami.  Pada saat kala 2, posisi ibu melahirkan sesuai dengan konsep normal dan natural
childbirth karena dengan pemilihan posisi persalinan memudahkan ibu dalam proses persalinan. Amniotomi atau tidak, konsep alami tidak dilakukan amniotomi.Ketuban dibiarkan pecah sendiri. Tidak diepisiotomi kecuali jika ada indikasi. Episiotomi merupakan salah-satu bentuk intervensi yang melanggar dari konsep normal dan natural childbirth. Persalinan itu dapat berlangsung dengan normal tidak diperlukan suatu intervensi kecuali ada indikasi.

Inisiasi Menyusui Dini juga merupakan konsep normal and natural child birth karena dengan IMD mengoptimalkan fungsi menyusui ibu dan bayi memulai proses menyusui secara dini. Pemilihan tidak dilakukan penjahitan kecuali jika robekannya luas dan banyak perdarahan tetapi jika derajat satu dan dua yang tidak luas dan tidak banyak darah tidak perlu dilakukan penjahitan. untuk kala 3, ibu menginginkan dengan pendekatan fisiologis kala 3. Bidan mendukung ibu, dan memberikan informasi kepada ibu bagaimana proses fisiologis kala 3. Bidan tidak melakukan manajemen aktif kala 3 tetapi menunggu sampai plasenta lahir sendiri, untuk oksitosin bidan tidak perlu memberikan
oksitosin tetapi bidan melakukan inisiasi menyusui dini dimana dengan IMD .dapat merangsang pengeluaran oksitosin dari hipofisis posterior. Dilakukan rooming-in biar ibu bisa lebih mudah memberikan ASI dengan bayinya selain itu. Bayi bisa terpenuhi kebutuhan dasarnya yaitu ASI dan
kedekatan emosional antara ibu dan bayi. Konsep normal and natural childbirth pada pembuatan birth plan ini dapat terlaksana jika ibu memiliki pengetahuan tentang fisiologi kehamilan, persalinan dan nifas serta bidannya memegang teguh filosofi normal and natural childbirth tersebut. Jika bidan tidak memegang teguh filosofi tersebut maka, akan banyak terjadi intervensi dalam persalinan tersebut dan
maka, akan bertentangan dengan konsep normal and natural childbirth.sehingga tujuan pembuatan birthplan tidak terlaksana.

2 .Women Center Care
Perencanaan Persalinan  adalah suatu perencanaan persalinan  yang isinya sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan ibu karena yang membuatnya adalah ibu sendiri bidan hanya memfasilitasinya saja.Persalinan adalah milik ibu, tubuh ibu sendiri dan bayi ibu sendiri. Jadi, yang paling berhak dan paling tahu akan kebutuhannya adalah ibu itu sendiri. Isi Rencana tersebut dibuat disesuaikan dengan apa saja yang ibu inginkan,butuhkan dalam melewati persalinannya tersebut, sehingga persalinan tersebut dapat dilewati ibu dengan aman dan memuaskan bagi ibu karena sesuai dengan harapannya. Persalinan adalah suatu hal yang paling fantastis dan spektakuler dalam kehidupan seorang wanita. Hal tersebut dapat terjadi jika ibu dapat melewatinya sesuai dengan apa yang direncanakannya.
Contohnya: 
didalam perencanaan persalinannya ibu menginginkan untuk pendampingan persalinan. Bidan yang mengetahui rencana ibu tersebut dapat membantu memfasilitasinya dengan melakukan pendampingan persalinan pada ibu tersebut sesuai dengan pendamping yang dipilihnya. Dengan dilaksanakannya pendampingan tersebut maka, dapat menimbulkan kepuasan pada ibu karena sesuai dengan rencana yang telah dibuatnya. Tidak semua ibu mengetahui apa kebutuhannya, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan ibu. Bidan sangat berperan dalam memberikan pengetahuan kepada klien shg klien menjadi tahu apa yang dibutuhkannya tidak pasrah menerima saja apa yang diberikan oleh petugas.Bidan dapat menginformasikan perubahan- perubahan apa saja yang dialaminya pada saat kehamilan, persalinan dan nifas. Terutama pada saat persalinan serta ketidaknyamanan yang dialaminya pada saat persalinan dan nifas sehingga ibu memiliki kekuatan baik fisik dan emosi untuk mengontrol situasi dan kondisi dalam persalinannya.


 3. Continuity Of Care
Filosofi ini diterapkan dalam perencanaan persalinan dari mulai perencanaan, isi dan pelaksanaannya. Mulai perencanaan pembuatan birth plan dimana, untuk pembuatan  birth plan ini tidak hanya satu kali tetapi dimulai dari pertama kali ibu mengetahui bahwa dia hamil. Pada setiap kunjungan, bidan memberikan informasi kepada ibu semua hal yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Bidan juga mendidik ibu secara terus- menerus dan berkelanjutan dalam pembuatan birth plan. Proses pembuatan birth plan tidak hanya satu kali tetapi berlangsung secara terusmenerus atau continue karena tidak bisa 1 kali jadi tetapi harus berkelanjutan. Isi dari birth plan juga merupakan bentuk dari asuhan  yang berkelanjutan. Pada perencanaan dibuat dari mulai ibu datang, kala I bagaimana asuhannya,mobilisasinya,pengurangan rasa nyeri, nutrisi dan hidrasi,lingkungan sekitar, pendampingan persalinan, posisi karena pada saat kala I atau kala pembukaan ibu merasakan nyeri karena  kontraksi uterus dimana pada setiap kala dalam persalinan berbeda- beda jadi membutuhkan 
asuhan yang berbeda juga pada setiap Pada kala II perencanaannya waktu mengedan, cara mengedan, perlu direkam atau tidak, setelah itu IMD, nutrisi dan hidrasi, posisi persalinan, tidak dilakukan episiotomi, tidak dilakukan penjahitan. Bidan meneruskan asuhannya sesuai dengan apa saja yang terjadi pada kala II, kebutuhan ibu kala II. 
Asuhan pada kala I akan berbeda dengan asuhan kala II. Pada kala III MAK3 atau fisiologis, perawatan plasentanya. Bidan memberikan asuhan pada kala 3 sesuai dengan apa saja yang dibutuhkan pada kala 3 dan perubahan apa saja yag terjadi pada kala 3 pada saat fase pengeluaran plasenta. Pada kala IV fase pengawasan. Asuhan yang diberikan pemberian nutrisi dan hidrasi, bounding attachment, istirahat, rooming-in dan pemberian ASI. Dimana pada kala IV ibu merasa senang karena dia sudah melewati proses persalinan selain itu ibu juga merasa lelah .
Jadi, asuhan yang diberikan pada ibu sesuai dengan kondisi ibu. Dimana pada kala IV bidan memantau kondisi ibu, adakah perdarahan, ada luka, vital sign, kontraksi uterus. sampai pulang dan selama nifas. Pada birth plan terdapat rencana- rencana ibu dalam melewati semua proses tersebut. Rencana- rencana pada setiap proses tersebut perlu dibuat karena setiap proses terjadi perubahanperubahan yang berbeda dan memerlukan asuhan yang berbeda.

4 .Empowering Women
Birth Plan adalah suatu potret gambaran kemampuan ibu dalam menentukan pilihan- pilihan, keinginan dan harapannya dalam melewati persalinannya sehingga menjadi spektakuler dan 
begitu indah untuk dikenang. Tidak semua wanita bisa membuatnya dan tidak semua bidan
bisa memfasilitasinya. Oleh karena itu, bidan dan ibu harus sama- sama memiliki pemberdayaan empowering women”. Pada Birth Plan wanita harus sudah diberdayakan sejak awal karena tanpa
pemberdayaan wanita tidak bisa mengambil keputusan, tidak berani memilih, serta tergantung pada suami, keluarga serta tenaga kesehatan. Wanita tidak mampu membuat perencanaan Metode penghilangan rasa nyeri membuat ibu merasa percaya diri bahwa dia mampu melewati persalinannya
walaupun dia merasakan nyeri. Pendampingan persalinan, memberikan ibu efek psikologis dan dukungan sehingga ibu merasa percaya diri untuk melewati persalinannya.

Pada kala 2, tidak dilakukannya episiotomi membuktikan bahwa ibu percaya diri dapat melewati persalinannya tanpa harus dilakukan episiotomi. Posisi pada saat kala 2. Posisi mana yang ibu merasa mampu untuk melakukannya. Pada saat mengedan ibu merasa percaya diri tanpa harus dipandu oleh bidannya. IMD, menunjukkan bahwa ibu mampu untuk melakukan IMD walaupun dia baru
melakukan proses persalinan tetapi ibu percaya diri untuk melakukannya.

Pada kala 3 ibu memiliki power bahwa dia bisa secara fisiologis dengan melakukan IMD, ibu yakin bahwa tanpa MAK 3 dia bisa melewatinya karena dilakukan IMD sehingga tubuh mengeluarkan hormon oksitosin. Pada kala IV ibu merasa kuat dan mampu untuk memulai proses menyusuinya. Bounding attachment, serta rooming-in. Pada rooming-in ibu mampu untuk merawat bayinya serta melakukan fungsinya sebagai seorang ibu. Pemberian ASI , ibu memiliki power / kekuatan untuk memberikan ASI kepada bayinya dan yakin bahwa dia mampu untuk memberiak
ASI Eksklusif.


5. Informed Choice and Informed
Consent Birth Plan
Informed Choice and Informed Consent Birth Plan merupakan rencana yang disusun berdasarkan pilihan- pilihan yang dipilih oleh ibu sendiri. Bidan memberikan informasi dan pengetahuan semua hal tentang proses persalinan, menyusui dan nifas, komplikasi, adakah fasilitas yang mendukun untuk terlaksananya suatu pilihan, mampukah bidan untuk memfasilitasinya ? alternatif- alternatif jika
terjadi sesuatu di luar rencana? Setelah ibu yakin, dan percaya diri untuk memilih barulah disusun di dalam birth plan. Partisipasi aktif ibu dalam melakukan pilihan- pilihan dan birth plan harus ditingkatkankarena itu adalah pilihannya sendiri. Tidak ada yang lebih tahu kecuali ibu itu sendiri.
Bidan dan pasien harus meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai perencanaan persalinan. Apa saja yang diinginkan pasien dan bidan bisa tidak melaksanakannya. Bidan menjelaskan jika point-point yang dibuat pasien ada yang memang harus dilakukan atau tidak bisa tidak dilakukan. Sehingga pasien mengerti mengapa hal tersebut tetap dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan.

Contoh pasien menginginkan water birth padahal bidan tidak memiliki fasilitas tersebut. Hal ini dapat dibahas sejak awal bahwa tidak bisa melaksanakan hal tersebut. Jadi, ada alternatif- alternatif jika terjadi sesuatu di luar rencana. Jadi,Birth plan itu harus fleksibel disesuaikan dengankeadaan .
Posisi pada kala 1 yang ibu pilih apa? Pemberian hidrasi dan nutrisi apa saja yang dipilih oleh ibu. Pendampingan persalinan dengan siapa yang akan ibu pilih. Metode pengurangan rasa nyeri apa yang dipilih oleh ibu.
Pada kala 2. posisi persalinan yang mana yang ibu pilih. Memilih untuk mengedan sendiri tanpa dipandu. Memilih untuk tidak dilakukan episiotomi, memilih untuk tidak dilakukan amniotomi. Memilih untuk dilakukan penjahitan atau tidak pada luka derajat dua. Memilih untuk dilakukan
inisiasi Menyusui Dini atau tidak. Pada kala 3 memilih untuk dilakukan cara fisiologis bukan MAK 3. Pada kala IV untuk dilakukan rooming-in, pemberian nutrisi dan hidrasi, Memilih untuk ditemani baik oleh keluarga maupun bidannya. Memilih untuk pemberian ASI.

6. Women and Family Partnership
Pada pembuatan birth plan, bidan tidak hanya memberikan informasi dan mendidik ibu saja tetapi juga pasangannya, jadi disini perlu bermitra tidak hanya dengan ibu tetapi juga dengan suami. Isi dalam birth plan banyak terdapat bermitra dengan keluarga misalnya pendampingan persalinan, siapa yang dipilih ibu untuk mendampinginya selama persalinan. Masage pada kala I, tidak hanya oleh
bidan tetapi juga suami dan keluarga. Pada pelaksanaannya, rencana tersebut tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh ibu dan bidan atau petugas tetapi membutuhkan bantuan dari suami, keluarga dan
masyarakat.

Contohnya: pada saat rujukan, dibuat rencana bahwa donor darah adalah anggota keluarga, suami atau salah-satu tetangga. Maka, tidak akan terlaksana jika mereka semua tidak mau mendonorkan darahnya kepada orang lain. Transportasi, di rencana adalah pak Andi ternyata, pak andi tidak tahu dan pada saat itu dia sedang keluar rumah tentu rencana tersebut tidak akan terlaksana.
Oleh karena itu, ketika birth plan dibuat, isinya dan pelaksanaannya dibutuhkan bantuan dan bermitra dengan keluarga dan masyarakat. Birth plan bisa dibagikan kepada orang yang terkait dengannya serta disosialisasikan sejak awal sehingga pihak terkait mengetahui dan mau membantu untuk terlaksananya rencana tersebut. Salah-satu yang bisa dilakukan bidan adalah pemberian informasi kepada suami, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk membantu. Serta mengadvokasi masyarakat agar dapat membantu telaksananya suatu perencanaan persalinan seorang wanita. Isi dari birth plan juga berkaitan erat dengan filosofi women and family partnership yaitu pada saat kala I mobilisasi dan posisi, suami dan keluarga dapat mendukung dan membantu ibu dalam melakukan posisi tersebut. Pendampingan persalinan harus bermitra dengan suami dan keluarga dalam melakukannya. Pengurangan rasa nyeri misalnya dengan masase punggung perlu bermitra dengan suami dengan keluarga untuk melakukan masase tersebut. Pada pemberian nutrisi dan hidrasi perlu dukungan dari suami dan keluarga misalnya dengan membantu menyuapi ibu. 

Pada kala 2 kehadiran suami dan keluarga dapat memberikan dukungan moril kepada ibu sehingga ibu mampu melewati persalinannya. Pada saat meneran,suami dan keluarga dapat memberikan support. Posis dalam meneran suami dan keluarga dapat membantu memegangi ibu. Pada saat IMD,
memberikan support dan membantu memeganginya karena ibu lelah pada saat persalinan jadi, eluarga membantu menjaganya.

Pada saat kala 3, membantu memberikan nutrisi dan hidrasi kepada ibu. Pada saat kala IV membantu menjaga ibu, rooming-in suami dan keluarga dapat membantu menjaga dan merawat bayi. Pemberian ASI memberikan dukungan dan membantu ibu dalam memberikan ASI.

Jadi dengan adanya pembuatan Perencanaan Persalinan sangat
bermanfaat dan merupakan penerapan dari filosofi kebidanan. 
Dengan perencanaan persalinan ibu lebih siap dalam menghadapi 
proses persalinan selain itu,ibu puas karena sesuai dengan keinginan, 
kebutuhan dan harapan ibu dan tanpa intervensi dari pihak luar.



DAFTAR PUSTAKA


1. Departemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Juknis Jampersal.
Jakarta; 2011.

2. Dodwell M, Newburn M. Normal birth as a mesure of the quality of care. NCT;
2010.

3. Walsh D. Evidence-based care for Normal labour and birth: a guide for midwives. 
New York: Routledge; 2007.

4. Planning your baby’s birth [diakses tanggal 1 januari 2011]. Tersedia dari
http:// www. Baby centre.co.uk..

5. Birth Plan. [diakses tanggal 1 januari 2011]. Tersedia dari http://www.birthplan .com.

6. A birth plan helping you get the birth you want. [diakses tanggal 1 januari 2011]. 
Tersedia dari http:// Pregnancy
about. Com/ birthplans. Htm.

7. Kafman T, LCCE, CLD. Evolution of the birth plan. Journal of the perinatal
    education. 2007; 16(3): 47-52.

8. Magona H, Requjo J, Ocna MR, Cousins S, Filippi V. High ANC
coverage and low skilled attendance in a rural Tanzanian district a case for
implementing a birth plan intervention. BMC Pregnancy and child birth
2010;10:13.

9. Sham A, Chan L, Yiu KL, Ng CW, Ng J, Tang PL. Effectiveness of the use of
birthplan in Hongkong Chinese women: a qualitative exploratory reseach.
HongKong J Gynaecol obstet midwifery. 2007; 7:30-4.

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=28&ved=0CFoQFjAHOBRqFQoTCO-i48-EhskCFQyTlAodnRgDGw&url=http%3A%2F%2Fjournal.mercubaktijaya.ac.id%2Fdownlotfile.php%3Ffile%3D6.pdf&usg=AFQjCNFJwFuNmwVwpYKxyDENBt00v8hNWw&sig2=EIf1OHM6yLgcGHL0jQm2IQ

Minggu, 01 November 2015




 

MANAJEMENT AKTIF 
KALA II PERSALINAN

Nama : Yuliana Zahra 
NIM : 065.01.01.14
Dianjurkan untuk memenuhi
 tugas Asuhan Persalinan .
Sebagai tugas Ujian Ahir Semester.
Dosen : Moudy  E.U Djami,MMpd ,MKM,M.Keb.
AKADEMI KEBIDANAN BINAHUSADA TANGERANG
TAHUN 2015
 

Kala II Persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm )dan berahir dengan lahirnya  bayi . Kala ini dikenal juga sebagai kala pengeluaran .

Tanda dan Gejala Kala II Persalinan.
·         Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi.
·         Ibu mersakan makin meningkatnya tekanan pada rectum atau vaginanya.
·         Perenium terlihat menonjol .
·         Vulva-Vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
·         Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegagkan atas dasarhasil pemeriksaan dalam yang menunjukan :
·         Pembukaan serviks telah lengkap.
·         Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.

Persiapan Penolongan Persalinan.
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi seperti yang di anjurkan ,termasuk di antaranya cuci tangan , memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi.
a.       Sarung Tangan
Di sinfeksi tingkat tinggi atau steril harus di pakai dalam melakukan siap pemeriksaan dalam , membantu melahirkan bayi , melakukan episiotomi , menjahit laserasi dan memberikan asuhan bagi bayi baru lahir .

b.      Perlengkapan Pelindung pribadi
Mengenakan celemek yang bersih dan penutup kepala atau ikat rambut pada saat menolong persalinan .  jika memungkinkan ,pakai masker dan kacamata yang bersih . kenakan semua perlengkapan pelindung pribadi selama membantu kelahiran bayi atau plasenta dan pada saat melaksanakan penjahitan laserasi atau luka episiotomi.

c.       Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan.
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan berlangsung . Ruangan tersebut harus memiliki sistem pencahayaan/penerangan yang cukup , baik melalui  jendela, lampu di langit –langit kamar , maupun sumber cahaya lain . Ibu dapat menjalani persalinan di tempat tidur dengan kain tebal yang bersih atau kasur di lantai dengan kain pelapis yang bersih . Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angin secara langsung .

Dan pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan bahan tersedia dan berfungsi dengan baik , termasuk partus set ,perlengkapan menjahit dan resutasi bayi baru lahir . semua perlengkapan dan bahan- bahan dalam set tersebut harus dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi atau steril .

d.      Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Persiapan untuk mencegah kehilangan panas pada bayi yang baru lahir harus di mulai sebelum bayi lahir .  siapkan  lingkungan yang sesuai untuk kelahiran bayi dengan memastikan bahwa rungan tersebut bersih dan bebas dari tiupan angin.

e.       Persiapan ibu dan keluarga
Sayang ibu, anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan dan kelahiran . penting untuk mengikut sertakan suami , ibunya atau siapa yang di minta ibu untuk menemaninya, saat iya membutuhkan perhatian dan dukungan.

Amniotomi
Jika selaput ketuban belum pecah dan pembukaan telah lengkap , lakukan amniotomi . Penolong persalinan harus memperhatikan warna air ketuban saat di lakukan amniotomi. Jika ada perwarnaan mekonium pada air ketuban , perlu di lakukan persiapan dan upaya antisifasif untuk melahirkan bayi dengan cairan yang mengandung mekonium .

Posisi  Meneran
Membantu ibu untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman . 
Ibu dapat bervariasi posisi secara teratur selama tahap kedua karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan , 
mencari posisi meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero - plasenter tetap baik .
Beberapa posisi yang baik untuk ibu meneran :
a.       Posis duduk atau setengah duduk.
Paling nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirhat dengan mudah di antara kontraksi jika dia merasa lelah . 
keuntungan dari kedua posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi.
 
b.      Posisi Jongkok atau berdiri
Dapat membantu mempercepat kemajuan kala dua persalinan rasa nyeri yang hebat.
 
c.       Posisi merangkak atau berbaring miring ke kiri.
Bisa lebih nyaman dan lebih efektif bagianya untuk meneran . Kedua posisi tersebut mungkin baik jika ada 
masalah bagi bayi akan akan berputar oksiput anterior.Merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi 
ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan.
 
Cara Meneran
·         Anjurkan Ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiyahnya selama kontraksi.
·         Jangan anjurkan untuk menahan napas pada saat meneran.
·         Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi.
·         Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
·         Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi. 
 
 
Kelahiran Bayi .
a.    Melahirkan Kepala 
Saat kepala bayi mendorong atau membuka vulva sekitar 5-6, letakan kain atau handuk bersih dan 
diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir .Letakkan kain bersih dan kering yang 
di lipat 1/3 nya di bokong ibu. Lindungi perenium dengan satu tangan ( di bawah kain bersih dan kering) 
dan letakn ibu jari tangan tersebut di lipatan paha pada kedua sisi perenium. Letakan tangan yang lain pada kepala bayi .
Berikan tekanan yang lembut dan tidak keras pada kepala bayi dengan menggunakan tangan lainya dan berikan kepala bayi
 keluar secara bertahap di bawah tangan tersebut.
 
b.    Melahirkan Bahu.
· Setelah menyeka mulut dan hidung bayi hingga bersih dan memeriksa tali pusat,tunggu hingga terjadi 
  kontraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.
· Setelah rotasi eksternal, letakan satu tangan pada masing masing sisi kepala bayi dan beritahukan pada ibu 
  untuk meneran pada kontraksi berikutnya.
· Lakukan tarikan perlahan kea rah bawah dan luar secara lembut( kearah tulang punggung ibu ) hingga bahu
 anterior tampak di bawah arkus pubis.
· Angkat kepala bayi kearah atas dan luar (mengarah kelangit langit  ) untuk melahirkan bahu posterior bayi.
 
c.             Melahirkan sisa tubuh bayi
·  Saat posterior lahir, selipkan tngan pada bagian bawah. Kepala bayi kea rah perineum dan biarkan buhu
    dan bagian tangan bayi lahir ke tangan yang lain.
·  Gunakan jari –jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada posisi bayi pada 
   saat melewati perineum.
·  Gunakan tangan yang berada di belakang ( posterior) untuk menahan tubuh bayi saat lahir.
·  Gunakan tangan bagian depan untuk melahirkan bahu anterior dan untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan anterior bayi.
·  Setelah kelahiran tubuhdan lengan , sisipkan tangan bagian depan  di punggu bayi ke arah bokong dan kaki untuk
     menaan laju kelahiran bayi saat kaki lahir.
·  Sisipkan jari telunjuk dari tangan yang sama di antara kaki bayi. Pegang dengan mantap bagian mata kaki bayi dan baru lahirkan
    kakinya secara hati hati.
·  Baringkan bayi di atas kain atau handuk yang terletak di perut ibu sehingga kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.
 
Mengeringkan dan merangsang bayi
Segera keringkan dan rangsang bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu .pasrikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
 
Memotong Tali pusat.
Dengan menggunakan klem disinfeksi tingkat tinggi atau steril, klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi .
lakukan penguruttan pada tali pusat dari klem ini kearah ibu ( hal ini akan mencegah darah menyemprot pada saat tali pusat dipotong)
 dan kemudian di pasang klem kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama.
 Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut (dengan satu tangan) untuk melindungi bayi . gunakan tangan lain untuk memotong 
talipusat di antara kedua klem tersebut dengan menggunkan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril .
 setelah memotong tali pusat, ganti handuk yang telah basah dan selimut  bayi dengan selimut atau kain bersih dan kering . 
pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik . 
 
Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin
 
Perubahan - perubahan dalam rahim dan jalan lahir selama persalinan.
·      Bagian segmen atas dan segmen bawah rahim.
Sejak kehamilan uterus maju jelas terdiri dari dua bagian, segmen atas rahim dibentuk oleh corpus rahim dan 
segmen bawah rahim yang terjadi dari uteri tanah genting. Perbedaannya adalah lebih jelas dalam persalinan lagi. 
Kontrak segmen atas dan dinding semakin tebal dengan kemajuan persalinan. Sebaliknya, segmen bawah rahim dan
 leher rahim untuk mengadakan relaksasi dan dilatasi dan membentang menjadi garis tipis yang akan melewati bayi.
Segmen pada semakin kecil, sedangkan segmen bawah yang lebih merenggang dan 
isi rahim tipis dan secara bertahap pindah ke segmen yang 
 lebih rendah. Karena segmen atas lebih tebal dan segmen bawah tipis, batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. 
Batas ini disebut cincin retraksi fisiologis. Jika segmen yang lebih rendah dari pencabutan lingkaran yang sangat elastis jelas dan 
naik ke dekat pusat dan disebut patologis retraksi lingkaran (lingkaran Bandl). Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman dan
 air mata rahim terjadi jika depan tidak bisa maju misalnya panggul sempit.
 
·      Prubahan Bentuk Rahim
Pada setiap kontraksi sumbu panjang rahim tumbuh lagi sedangkan ukuran melintang dan ukuran muka belakang berkurang.
 
·      Perubahan Serviks
Akan mengalami pembukaan serviks biasanya didahului oleh pendataran serviks adalah pemendekan leher rahim, 
yang semula dalam bentuk panjang saluran 1-2 cm, menjadi kursus lubang dengan tepi tipis. Maka akan ada pemb-
esaran eksternum ostium yang memiliki bentuk lubang dengan diameter beberapa milimeter ke dalam lubang yang bisa dilalui anak-anak, 
sekitar 10 cm. Pada pembukaan penuh tidak lagi teraba ujung bagian bawah, segmen bawah rahim, leher rahim dan vagina memiliki saluran tunggal.
 
·      Perubahan Vagina 
Sejak kehamilan Vagina mengalami perubahan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui bayi. 
Setelah pecah, semuanya berubah, terutama di dasar panggul ditarik ke saluran dengan dinding tipis dengan depan anak.
 Waktu kepala di vulva, lubang vulva menghadap ke depan di atas.
 
 
 
                         Referensi
 
https://icoel.wordpress.com/kebidanan/kala-ii-persalinan/
 JNKP-KR.2002.Asuhan persalinan Normal.Jakarta